LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI )

LAPORAN PENDAHULUAN
DKI ( Dermatitis Kontak Iritan )

A.      Definisi
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal. (Mulyono :1986)
Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok kondisi yang menyebabkan perubahan pola pada kulit dan menimbulkan perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini diambil dari Bahasa Yunani yang berarti 'mendidih atau mengalir keluar (Mitchell dan Hepplewhite, 2005)
 Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal) (Adhi Juanda,2005).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).

B.       Etiologi
Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam tipe :
1.        Dermatits kontak
a.    Dermatitis kontak toksis akut
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer kuat / absolut. Contok : H2SO4 , KOH, racun serangga.
b.    Dermatitis Kontak Toksis Kronik
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer lemah / relatif. Contoh : sabun , detergen.
c.    Dermatitis Kontak Alergi
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh alergen . Contoh : logam (Ag, Hg), karet, plastik, dan lain-lain.

b. Dermatitis Atopik
Suatu peradangan menahun pada lapisan epidermis yang disebabkan zat-zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu, bulu).


2.        Dermatitis Perioral
Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-beruntus merah disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui, menyerang wanita berusia 20-60 tahun dan bisa muncul pemakaian salep kortikosteroid diwajah untuk mengobati suatu penyakit.



3.        Dermatitis Statis
Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang sering meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan cairan dibawah kulit, sehingga cenderung terjadi varises dan edema.



C.      Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut.
Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.
Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.

D.      Tanda Dan Gejala
1.        Dermatitis Kontak
Gatal-gatal , rasa tidak enak karena kering, kulit berwarna coklat dan menebal.
2.        Dermatitis Atopik
Gatal-gatal , muncul pada beberapa bula pertama setelah bayi lahir, yang mengenai wajah, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan dan kaki.
3.        Dermatitis Perioral
Gatal-gatal bahkan menyengat, disekitar bibir tampak beruntus-beruntus kecil kemerahan.
4.        Dermatitis Statis
Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa minggu / bulan , warna menjadi coklat.


E.       Komplikasi
1. Katarak
2. Infeksi   oleh bakteri , virus dan jamur
F.       Pengobatan
1. Terapi umum
a.    Hindari faktor penyebab.
b.    Jaga kulit jangan sampai kering à pelembab.
c.    Berikan pengertian untuk tidak digaruk.
2. Terapi Lokal
a. Salep / krim / losio kortikosteroid.
3. Terapi Sistemik
a.    Anti histamin.
b.    Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.
c.    Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr.
                                                                          4x 125 mg/hr.
G.      Konsep Keperawatan
1.        PENGKAJIAN
a.    Kaji faktor penyebab terjadinya gangguan.
b.    Kaji pengetahuan tentang faktor penyebab dan metode kontak.
c.    Kaji adanya pruritas, pain dan burning.
d.   Kaji peningkatan stress yang diketahui pasien.
e.    Kaji tanda-tanda infeksi.
f.     Riwayat infeksi yang berulang-ulang.
g.    Kaji faktor yang memperparah.
h.    Pada    reaksi ringan kulit terlihat merah dan terdapat vesicle.
i.      Pada reaksi berat terdapat ulceration, bulla buosion.

2.        DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)    Nyeri : gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit.
b)   Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit.
c)    Gangguan integritas kulit berhubungan dengan garukan.
d)   Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang alergen-alergen dikulit.


3.        INTERVENSI
Dx. 1. Nyeri ; Gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit.

Tujuan
Intervensi
NOC :
v  Pain Level,
v  Pain control,
v  Comfort level
Kriteria Hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v  Tanda vital dalam rentang normal

NIC :
Pain Management
§  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§  Tingkatkan istirahat
§  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
§  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Dx. 2. Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit.

Tujuan
Intervensi
NOC
Body image
Self esteem
Kriteria hasil
1.        Body image positif
2.        Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3.        Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
4.        Mempertahankan interaksi sosial
NIC
Body image enhancement
a)            Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
b)           Monitor frekuensi mengkritik dirinya
c)            Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
d)           Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil



Dx. 3 Ganggun integritas kulit berhubungan dengan garukan.

Intervensi
Rasional
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
v  Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
v  Tidak ada luka/lesi pada kulit
v  Perfusi jaringan baik
v  Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
v  Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

NIC : Pressure Management
§  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
§  Hindari kerutan padaa tempat tidur
§  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
§  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
§  Monitor kulit akan adanya kemerahan
§  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
§  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§  Monitor status nutrisi pasien
§  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat



Dx. 4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang alergen-alergen .

Tujuan
Intervensi
NOC :
v  Kowlwdge : disease process
v  Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
v  Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
v  Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
v  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
NIC :
Teaching : disease Process
v  Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
v  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
v  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
v  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat



DAFTAR PUSTAKA

A. Kenneth. (1984). Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica :
Anderson Sylvia. (1985). Patofisiologi. Bagian I. Edisi pertama. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilyn E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.
Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.
Junaidi Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Mulyono. (1986). Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi pertama. Jakarta : Meidian Mulyajaya
Widhya. (2011). Askep Dermatitis.  http:///D:/LAPORAN%20POROFESI%20NERS%202012/MEDICAL%20BEDAH/SUMBER%20DERMATITIS/askep-dermatitis.html ; di unduh pada tanggal 23 Juni 2014








0 Response to "LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI )"

Posting Komentar