ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS

A.  PENGERTIAN
Gastroenteritis / diare adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus. (Cecily Beltz, 1997).
Diare adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi cair / encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja (Ngastiyah, 1997).
Diare akut adalah dikarakteristikan oleh perubahan tiba-tiba dalam frekuensi dan kualitas defekasi (Sandra M. Neltena, 1996).

B.   ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1.       Faktor infeksi
a.       Infeksi Enteral
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak meliputi :
-          Infeksi bakteri            : Vibrio, E. Coli, Salmonela, Shigella
-          Infeksi Virus              : Enterovirus, rotavirus, astrovirus
-          Infeksi parassit           : Cacing, protozoa, jamur
b.       Infeksi parenteral
Infeksi di luar alat pencernaan makana seperti otitir media akut (OMA), tonsilitis, biopneumonia, encephalitis. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2.       Faktor Malabsorbsi
a.       Malabsorbsi karbohidrat   : disakarida, monosakarida
b.       Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein


3.       Faktor makanan
Makanan yang ada telah basi, beracun, alergi terhadap makanan
4.       Faktor Psikologis
Adanya rasa takut dan cemas

C.  PATOFISIOLOGI
·         Meningkatnya motillitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi, ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan
·         Cairan, potassium, sodium dan karbonat berpindah dari rongga ekstra seluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi, kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik

Diare yang terjadi merupakan proses dari :
·         Transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elekrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikro organisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal menurunkan area permukaan intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit
·         Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi
·         Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal

D.  MANIFESTASI KLINIK    
·         Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh pada umumnya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.
·         Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
·         Warna tinja lama kelamaan berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan empedu.
·         Kram abdomen akibat peradangan.
·         Mual dan muntah akibat gangguan keseimbangan asam basa lambung
·         Lemah
·         Pucat
·         Perubahan TTV, seperti nadi dan pernafasan meningkat
·         Penurunan pengeluaran urine

·         Terdapat tanda dan gejala dehidrasi seperti : turgor kulit berkurang (elastisitas kulit menurun), BB menurun, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir, bibir, dan mukosa serta kulit nampak kering.
F.   KLASIFIKASI
1.      Klasifikasi diare berdasarkan tonisitas plasma
a.       Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia) yaitu jika kalau natrium dalam plasma < 130 meg/L
b.      Dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) jika kadar natrium dalam plasma 130-150 meg/L
c.       Dehidrasi hipertonik (dehidrasi hipernatremia), bila kadar natrium dalam plasma > 150 meg/L
2.      Klasifikasi diare berdasarkan banyaknya cairan yang hilang
a.       Dehidrasi ringan, bila BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kg BB
b.      Dehidrasi sedang, bila BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-50 ml/kg BB
c.       Dehidrasi berat, bila BB menurun > 10% dengan volume cairan yang hilang  100 ml/kg BB

G.  DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN IMPLEMENTASI
a)   Kekurangan volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer
Tujuan :  Keseimbangan cairan dan elektronik dapat dipertahankan dalam batas normal.
KH       :  Haluran urine adekuat, capillary refill  2 detik, turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, tidak terjadi penurunan BB.
Intervensi :
·         Kaji status hidrasi : ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa.
·         Kaji pengeluaran urine, gravitasi urine atau berat jenis urine (1,005 – 1,020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg/jam.
·         Kaji pemasukan dan pengeluaran urine.
·         Monitor tanda-tanda vital.
·         Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Ht, pH, dan serum albumin.
·         Pemberian cairan dan elektrolit sesuai dengan protokol (dengan oralit dan cairan parenteral bila indikasi)
·         Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program.
·         Anak diistirahatkan.
b)      Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan BAB
Tujuan :  anak tidak menunjukkan gangguan integritas kulit yang ditandai dengan kulit utuh dan tidak lecet
Intervensi :
·         Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
·         Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk membersihkan anus setiap buang air besar
·         Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
·         Ganti popok / kain bila lembab atau basah
·         Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal
c)       Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit
Tujuan :  tidak terjadi penularan diare pada orang lain
Intervensi :
·         Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
·         Segera bersihkan dan angkat bekas buang air dan tempatkan pada tempat yang khusus
·         Gunakan standar pencegahan universal, seperti gunakan sarung tangan, dll
·         Tempatkan pada ruangan yang khusus


d)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
Tujuan :  anak toleran terhadap diit yang sesuai yang ditandai dengan BB normal dan tidak terjadi kekambuhan diare
Intervensi :
·         Timbang BB bayi tiap hari
·         Monitor intake dan out put
·         Setelah rehidrasi, berikan minuman obat oral dengan sering dan makanan yang sesuai dengan diit dan usia atau berat badan anak
·         Hindari makan buah-buahan
·         Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
·         Bagi bayi ASI tetap diteruskan
·         Bila bayi tidak toleran dengan ASI, berikan formula yang rendah laktosa

e)       Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
Tujuan :  meningkatkan pengetahuan orang tua, orang tua berpartisipasi dalam perawatan anak  
Intervensi :
·         Kaji tingkat pemahaman orang tua
·         Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
·         Ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi
·         Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
·         Jelaskan tentang pentingnya kebersihan

f)       Cemas dan rasa takut berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Tujuan :  menurunkan rasa takut / cemas pada orang tua dan anak, ditandai dengan orang tua aktif merawat anak, bertanya tentang kondisi anak, anak tidak menangis 
Intervensi :
·         Ajarkan pada orang tua untuk mengekpresikan perasaan takut dan cemas
·         Gunakan komunikasi terapeutik : kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
·         Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
·         Libatkan orang tua dalam perawatan anak
·         Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan

H.  DISCHARGE PLANNING
1.       Jelaskan penyebab Diare
2.       Ajarkan untuk mencegah komplikasi Diare
3.       Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan, ajarkan standar pencegahan
4.       Ajarkan perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (misal : oralit)
5.       Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak elastis membran mukosa kering
6.       Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya


TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A
DENGAN DADRS


A.   PENGKAJIAN
1)      Tanggal Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal pukul 09.00 WIB dengan melakukan wawancara dan observasi pada klien dan keluarga
2)      Identitas
v  Identitas Pasien
Nama                          : An. A
Umur                          : 5 bln
Jenis Kelamin             : Perempuan
Agama                        : Islam
v  Identitas Penanggung Jawab
Nama                          : Tn. H
Umur                          : 30 th
Jenis Kelamin             : Laki-laki
Pendidikan                 : STM
Pekerjaan                    : Swasta
Alamat                        : Pekalongan
Hub. dengan pasien    : Orang tua kandung
3)      Keluhan Utama
An. A BAB dengan konsistensi encer / mencret > 4x sehari
4)      Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 hari sebelum masuk RS (tgl 8 Januari 2012) klien mencret > 10x / hr@ 6-8 sdm air ampas, nyemprot, tidak ada darah maupun lendir dan bau busuk warna kuning. Anak mencret setelah diberi jeruk, kemudian dibawa ke Bidan. Namun anak masih tetap mencret bahkan muntah setiap diberi makan dan minum (muntahan sesuai dengan apa yang sedang dimakan dan diminum). Oleh karena itu, anak dibawa ke dokter spesialis anak, ± 5 jam sebelum masuk RS muntah (-), mencret (+) >5x dan kencing banyak banyak setiap ½ jam, kemudian dibawa ke RS dan dirawat.
5)      Riwayat Penyakit Masa Lalu
a.       Prenatal
Ny. R mengatakan bahwa An. A adalah anak yang pertama. Selama masa kehamilan Ibu memeriksakan kehamilannya di Puskesmas lebih dari 5x dan mendapatkan suntikan TT 2x selama hamil ibu tidak menciptakan gangguan yang berarti, hanya muntah yang wajar pada hari 3 bulan pertama ibu tidak pernah mengkonsumsi obat maupun jamu jamuan yang tidak dianjurkan, ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan Puskesmas berupa kapsul SF dan vitamin Bc. Ibu pernah mengalami abortus, dan sebelumnya belum pernah memakai kontrasepsi.
b.       Intranatal
Ibu melahirkan anaknya di Puskesmas Rawat Inap tempat memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan 40 minggu, jenis persalinan spontan ditolong oleh bidang Puskesmas.
c.       Posnatal
Berat badan lahir An. A 2800 gram dan panjang badan 47 cm, bayi langsung menangis kuat dan tidak kebiruan. Ibu mengatakan tidak tahu apgar score saat lahir dan tidak ada kelainan kongenital.
d.      Alergi
An. A belum pernah mengamai alergi terhadap makanan maupun obat-obatan.
e.       Pertumbuhan dan perkembangan
Pada usia 2 bulan, BB anak 4300 gramdan PB 55 cm, sudah bisa mengamati tangannya sendiri, tersenyum spontan dan bersuara ngoceh. Pada usia 5 bulan ini, anak mampu berusaha menggapai maman, meraih dan mengamati benda, meniru bunyi-bunyi kat-kat dan menoleh ke arah suara, serta mampu membalik dan bangkit kepala tegak.
f.        Riwayat imunisasi
Pada usia 0 bulan mendapatkan BCG dan HB-1, usia 2 bulan mendapatkan HB-2 + DPT + Polio I, usia 4 bulan mendapatkan DPT dan polio.

6)      Pola Fungsional Menurut Gondan’s
a.       Pola Persepsi Kesehatan
Menurut keterangan keluarga, kesehatan merupakan aspek yang penting dalam kehidupAn. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, terutama anak, yang lain ikut merasakan sakit terlebih ayah ibunya.
b.       Pola Nutrisi
Diit yang diberikan adalah susu LLM dengan pemberian 8 x 60 cc dan        3 x ½ porsi bubur tempe namun ibu masih tetap memberikan ASI. Daya isap anak saat minum susu baik dengan dot (untuk susu LLM) maupun ASI ada, tetapi tidak sering dan sedikit (60 cc susu LLM tidak semuanya habis, hanya 30 cc saja yang terminum).
c.       Pola Eliminasi  
An. A. BAB 6 – 7 kail, warna kuning, konsistensi encer, BAK ± 1 x setiap 2 jam, warna kuning jernih.
d.      Pola Aktivitas
An. A terlihat kurang aktif, tampak lemas, namun bila menangis keras dan sering rewel, semua aktifitas anak dibantu orang tua.
e.       Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit, An. A tidak siang selama ± 3 jam / hari dan tidur malam ± 10 jam / hari. Selama sakit An. A dapat tidur dengan nyenyak setelah minum obat, tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 5 jam, karena sering terjaga dari tidurnya.

f.        Pola Persepsi Kognitif
Ibu mengatakan anaknya sakit diare, ibu tahu secara jelas dari pengertian penyebab maut penatalaksanannya serta pencegahannya dari dokter spesialis anak, karena ibu konsultasi lebih jauh lagi tentang kondisi kesehatan anaknya.
g.       Pola Hubungan
Dari sejak lahir, An. A selalu diasuh setiap saat oleh ibunya, sehingga hubungan mereka sangat dekat. Apalagi saat sakit seperti ini, An. A tidak mau berpisah sebentarpun. Bila tidak tampak ibunya, An. A langsung menangis.
h.       Pola Nilai Kepercayaan
Keluarga memeluk agama Islam dan selau berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya.

7)      Riwayat Kesehatan Keluarga
a.       Genogram











b.       Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM dan penyakit jantung dalam keluarga. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga adalah panas, batuk, pilek (yang bila diobat langsung sembuh terutama pada saat musim pencaroba).
c.       Kebiasaan
Keluarga pergi ke Puskesmas atau dokter bila ada anggota keluarga yang sakit.

8)      Pemeriksaan Fisik
a.       Pemeriksaan Antropometri
BB : 5300 gr               PB : 65 cm
LL : 37 cm                  LD : 32 cm
b.       Pemeriksaan status gizi berdasarkan Z-score
WAZ =  =  = -2 (normal)
HAZ =  = -0,3 (normal)
WHZ =  = -2,5 (kurus)
c.       KU : sadar, kurang aktif
d.      Vital sign :      HR = 130 x/mnt                      S = 37oC
PR = 30 x/mnt                         N = isi / tegangan cukup
e.       Kepala
Bentuk mesorhapal, kulit kepala bersih, rambut jarang, ubun-ubun cekung, tidak ada benjolan.
f.        Mata
Tampak cekung, sklera tidak ikterik, konjungiva anemis
g.       Hidung
Tampak tidak ada ingus, tidak ada pernafasan cuping hidung.
h.       Telinga
Simetris, tidak ada tanda-tanda peradangan (kemerahan (-), edema (-), discharge (-), gangguan pendengaran (-), tidak ada sekret.,
i.         Mulut
Tidak ada stomatitis, mukosa mulut agak kering dan tidak sianosis.

j.         Leher
Simetris tidak ada pemberasaran kelenjar limfe dan tidak ada massa di leher.
k.       Dada
-          Palmo :
I     : Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dada.
Pa : Fremitus rata antara kiri dan kanan
Pe :  Sonor
A   :  Suara dasar vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
-          Cor
I     : Ictus condis tidak tampak
Pa : Ictus condis teraba di SIC ke-5
Pe :  Konfigurasi dalam batas normal
A   :  Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada bising maupun gelap.
l.         Abdomen
I     : Perut tampak cembung 
A   : Hiperperistaltik (± 20 x/mnt)
Pa :  Tidak ada hepatomegali, tidak ada splenomegali
Pe  :  Kembung.
m.     Genital
Lengkap tidak ada kelainan, daerah sekitar genital lembab dan popok / pengalas basah.
n.       Ekstremitas
Tonus otot baik, akral hangat, capillary refil  2 detik, tidak ada sianosis terpasang infus di tangan kiri.
o.       Kulit
Kulit bersih, tidak ada laserasi, turgor kurang.


9)      Pemeriksaan Penunjang
a.       Laboratorium (7/1 – 2012)
Hemoglobin
10,30
gr %
11.00-13.00
L
Hematokrit
30,4
%
36.0-44.0
L
Eritrosit
3,71
jt/mmk
3.60-5.00

MCH
27,80
pg
23.00-31.00

MCV
82,00
fl
77.00-101.00

MCHC
33,90
g/dl
8.00-36.00

Leukosit
11,40
ribu/mmk
6.00-18.00

Trombosit
452,0
ribu/mmk
150.0-400.0
H
Kimia klinik
Glukosa sewaktu     109            mg/dl             (136-145)
Elektrolit




Natrium
140
mmol.L
136-145

Kalium
3,7
mmol.L
3,5-5,1

Khlorida
114
mmol.L
98-107
H
Calcium
2,49
mmol.L
2,12-2,50


Bahan darah
Sekresi – eksresi =
Faeces rutin
·         Warna           : kuning
·         Konsistensi   : lembek, cair
·         Micros :  Ascaris               : -         LPK                negatif
Ankilostoma     : -         LPK                negatif
Trikhiuris           : -         LPK                negatif
Oxyuris             : -         LPK                negatif
·         Amoeba
A. Histolitikum                -           LPK                negatif
A. Coli                              -           LPK                negatif
Kista                                 -           LPK
Sisa pencernaan                -                                   negatif
Sisa makanan                    -                                   negatif
Sisa lemak                        -                                   negatif
Sisa karbohidrat               -                                   negatif
Sisa protein                       +/pos                           negatif
Sisa daging                       -                                   negatif
Granula amilum                -                                   negatif
Glabul amilum                  -                                   negatif
Glabul lemak                    -                                   negatif
Sisa tumbuhan                  -                                   negatif
Sudan 3
Sel :      Eritrosit               -              LPB              negatif
             Leukosit              -              LPB              negatif
             Epitel                   -              LPB              negatif
Kans :  Ascaris                -                                    negatif
             Ankilostoma        -                                    negatif
             Trikhirius             -                                    negatif
             Oxyuris               -                                    negatif
             Kista                    -                                    negatif
Bakteri                             +/pos                             negatif
Jamur                               -                                    negatif
                     
b.       Therapy
Infus KAEN 3B 480/20/5 tetes/mnt
Oralit 50 cc tiap mencret
PO :   - Paracetamol 3 x ½ cth
          - Ketokoazole 3 x 50 mg
          - Vit. BC 3 x ½ tab
          - Vit. B6 3 x ½ tab
Diit :  3 x ½ porsi bubur tempe
          8 x 60 cc LLM
Program : pengawasan KU, TTV dan tanda-tanda dehidrasi.
B.  ANALISA DATA
No
Tanda dan Gejala
Problem
Etiologi
1.
S    :  Ibu mengatakan ± 4 x anak mencret dengan konsistensi cair dan warna kuning.
Pengeluaran cairan yang berlebihan = diare & muntah
Difisit volume cairan.

O   :  -  Ubun-ubun cekung, turgor kulit kurang, mukosa mulut agak kering, mata terlihat cekung.
-       Anak tampak kurang aktif, lemas dan gampang rewel.
-       Minum susu sedikit-sedikit dan kadang muntah.
-       Perut kembung, hiperperistaltik (± 20 x/mnt)
-       Laboratorium
* Hb = 10,30 gr %
   Ht = 30,4 %
   Klorida = 114 mmol/L
* Feces rutin :
    Sisa protein +/pos
    Bakteri  +/pos
-       Therapy
Infus KAEN 3B 480/20/5 tts/mnt
Oralit 50 cc tiap mencret
Ketokonozole 3 x 50 mg
Vit. BC & B6  3 x ½ tab



No
Tanda dan Gejala
Problem
Etiologi
2.
S    :  -
Kelembahan daerah geneital akibat BAB cair.
Resiko tinggi gangguan integritas kulit.

O   :  -   An. A BAB cair, bakteri ++
-       Daerah sekitar genital lembab
-       Ada kemerahan sekitar anus
3.
S    :  Ibu mengatakan anaknya minum susu hanya sedikit, baik LLM maupun ASI dan muntah bila minum banyak.
Intake tidak adekuat
Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

O   :  ­-   BB = 5300 grm   PB = 65 cm
-       WAZ = -2 ; HAZ = -0,3 ; WHZ = -2,5
-       HR = 130 x/mnt, RR = 30 x/mnt
N = isi / tegangan ckp, S = 37oC
-       Konjungtiva anemis, mukosa mulut agak kering
-       Hb = 10,30 gr %
-       Anak terlihat lemah, kurang aktif, turgor kulit kurang.
-       Diit : 8 x 60 cc LLM & 3 x ½ porsi bubur tempe
Th/ = Vit. BC & Vit. B6 3 x ½ tab


C.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Defisit volume cairan berhubungan dengan BAB cair dan sering
2.      Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat dan muntah.
3.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembahan genital akibat BAB cair    .
                        D.   INTERVENSI
Tgl
No Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Ttd
9/1 2012
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan cairan adekuat dengan kriteria hasil :
-                      Balance cairan seimbang
-                      Ubun-ubun tidak cekung, turgor kulit baik, mukosa mulut tidak adekuat.
-                      BAB lembab dan tidak cair.
-                      Monitor input dan output cairan
-                      Lanjutkan pemberian cairan sesuai program
-                      Motivasi ibu untuk memberikan cairan sedikit-sedikit tapi sering.
-                      Pantau tanda-tanda vital
-                      Berikan obat sesuai program
-                      Pantau tanda-tanda dehidrasi.

9/1 2012
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pemenuhan nutrisi adekuat dengan kriteria hasil :
-                      Tidak muntah
-                      Susu diminum habis
-                      BAB tidak encer
-                      BB meningkat
-                      Anjurkan ibu untuk memberikan susu sedikit-demi sedikit tapi sering.
-                      Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
-                      Monitor intake dan output
-                      Monitor BAB encer ; frekuensi, jumlah, warna
-                      Timbang BB

9/1 2012
3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 tidak terjadi gangguan integritas kulit dengan kriteria hasil :
-                      Kulit bersih, kering
-                      Tidak ada aritema, pruritas.
-                      Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB
-                      Gunakan kapas lembab untuk membersihkan anus setelah BAB
-                      Ganti pakaian atau alat tenun yang basah / lembab
-                      Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan genital.
-                      Jaga kebersihan daerah genital.
-                       
E.  IMPLEMENTASI

Tgl
No Dx
Implementasi
Respon
Ttd
9/1 2012
1
-                      Lanjutkan pemberian cairan sesuai program KAEN 3B 5 tes/mnt
-                      KAEN 3B masuk lancar 5 tts/mnt



-                      Memotivasi ibu untuk memberikan cairan sedikit-sedikit tapi sering.
-                      Ibu mengatakan akan memberikan cairan sedikit-sedikit tapi sering



-                      Memantau tanda-tanda vital.
-                      HR = 130 x/mnt, RR : 30 x/mnt, S = 372 oC , N = isi / tegagan cukup.



-                      Memberikan obat PO sesuai program Vit. BC, B6, ketokonazole 50 mg
-                      Obat masuk semua, tidak dimuntahkan, tidak ada reaksi alergi.



-                      Memantau tanda-tanda dehidrasi.
-                      Ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit kurang, bibir kering.

9/1 2012
2
-                      Menganjurkan ibu-ibu untuk memberi susu sedikit-sedikit tapi sering.
-                      Ibu mengatakan akan melaksanakan anjuran perawat.



-                      Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI




-                      Menimbang anak
-                      BB = 5300 gram



-                      Memantau adanya muntah
-                      Anak tidak muntah




Tgl
No Dx
Implementasi
Respon
Ttd
9/1 2012
3
-                      Memantau kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB
-                      Sekitar anus tampak kemerahan, tidak ada laseri.



-                      Menganjurkan ibu untuk menggunakan kapas lembab untuk membersihkan anus setelah BAB
-                      Ibu mengikuti anjuran perawat.



-                      Mengganti alat tenun yang basah / lembab setelah BAB / BAK
-                      Alat tenun bersih dan kering.



-                      Menjaga kebersihan daerah genital.
-                      Daerah genital bersih.

10/1 2012
1
-                      Melanjutkan pemberian cairan KEAN 3B 5 tetes/mnt
-                      Cairan masuk, aliran lancar.



-                      Memantau tanda-tanda vital
-                      HR = 128 x/mnt, RR = 28 x/mnt, S = 372 oC



-                      Memberikan obat PO sesuai program Vit. B6, BC, ketokonazole 50 mg.
-                      Obat masuk, tidak dimuntahkan



-                      memantau tanda-tanda dehidrasi.
-                      Ubun-ubun datar, mata tidak cekung, turgor kulit baik, bibir tidak kering.




Tgl
No Dx
Implementasi
Respon
Ttd

2
-                      Menimbang BB
-                      BB = 5350 gram



-                      Memberui makan sesuai diit 60 cc susu LLM dan ½ porsi bubur tempe.
-                      Susu sisa 10 cc, bubur temp tersisa 1 sendok kecil.



-                      Monitor intake nutrisi
-                      Intake nutrisi cukup adekuat, dengan anak minum susu dan makan bubur tempe hanya tersisa sedikit.



-                      Memberi obat sesuai program: vitamin B compleks ½ tab.
-                      Obat masuk


3
-                      Memantau kerusakan kulit daerah genital
-                      Kemerahan sekitar anus berkurang.



-                      mengganti alat tenun yang basah
-                      alat tenun bersih dan kering.



-                      Menjaga kebersihan daerah genital.
-                      Daerah genital bersih dan tidak lembab.



-                      Membersihkan genital anak sehabis BAB dan mengeringkannya.
-                      Daerah genital bersih dan kering.



-                      memantau adanya lecet atau iritasi pada daerah anus.
-                      Tidak terdapat lecet atau iritasi.




F.   EVALUASI
Tgl/
Jam
Dx.
Kep
Catatan Perkembangan
Ttd
13/1
2012
1
S          :           -
O         :           HR = 128 x/mnt, N = isi / tegangan cukup
            RR = 28 x/mnt, S = 372 oC
            Ubun-ubun datar dan mata tidak cekung, turgor kulit baik, bibir tidak kering.
A         :           Masalah teratasi sebagian
P          :           -           Pertahankan
            -           Kaji ulang pemeriksaan laboratorium untuk hematologi dan feces rutin dengan kolaborasi analisis kesehatan

13/1
2012
2
S          :           -
O         :           BB = 5350 gr
            Susu habis anak tidak muntah.
A         :           Masalah teratasi sebagian
P          :           Pertahankan 

13/1
2012
3
S          :           -
O         :           -  Kemerahan sekitar dubur berkurang.
            -  Alat tenun bersih dan kering.
            -  Daerah genital bersih dan tidak lembab
            -  Tidak terdapat lecet dan iritasi
A         :           Masalah tidak menjadi aktual 
P          :           Pertahankan 

PEMBAHASAN

A.    ANALISA
An. A usia 5 bulan datang ke RSDK dengan keluhan mencret sehari > 4 x dan muntah setelah makan dan minum. An. A didiagnosa DADRS. Terdapat tanda-tanda dehidrasi seperti ubun-ubun cekung, mata cekung, dan mukosa mulut tampak kering. Dari analisa data didapatkan masalah yaitu kekurangan volume cairan, resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan resiko kerusakan integritas jaringan.

B.     EVALUASI   
Setelah dilakukan implementasi keperawatan dengan memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien dan menjaga kebersihan dan kekeringan daerah genital. Masalah keperawatan yang muncul dapat teratasi yaitu kekurangan cairan dapat teratasi dengan tidak ditemukan lagi tanda-tanda dehidrasi. Sedangkan untuk diagnosa resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan resiko kerusakan integritas kulit teratasi, yaitu masalah tidak menjadi aktual.

BAB V
PENUTUP

Diare merupakan keadaan buang air besar dengan fekuensi lebih dari 4 x pada bayi dan lebih dari 3 x pada anak, dengan konsistensi cair, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Masalah yang perlu diwaspadai pada klien diare adalah kekurangan volume cairan karena banyaknya cairan yang keluar melalui feces, apalagi pada klien bayi. Pemenuhan kebutuhan cairan untuk mengganti cairan yang telah hilang perlu diperhatikan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Selain itu pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi juga perlu dilakukan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dan dengan perawatan yang intensif, diharapkan klien dengan diare dapat segera puluih kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, L Cecily. Buku Saku Keperawatan Pediatric. Edisi 3. Jakarta : EGC ; 1997.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta : Bagian IKA FKUI ; 2000.

Suriadi, Rita Y. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Fajar Interpratama ; 2001.

Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC ; 2003.


0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS"

Posting Komentar