ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF) TERBARU

 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER

1.    Pengertian

Dengue Hemorragic Fever (DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan Arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina (Hidayat,2006). Dengue Hemorragic Fever merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes Aegypti) (Ngastiyah, 2005)
 Dengue Hemorragic Fever ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, biasanya memburuk setelah hari ke dua. Dengue Hemorragic Fever disebabkan oleh beberapa virus dengue yang dibawa arthopoda. Dengue Hemorragic Fever ini dapat menimbulkan risiko terjadinya perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian (Hendrawanto, 2013). Dengue Hemorragic Fever merupakan penyakit yang dapat terjadi pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam (Siregar, 2006).
Dari beberapa pengertian diatas bahwa Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi syok serta dapat menimbulkan kematian.

               2.  Etiologi
Dengue Hemorragic Fever disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Dengue Hemorragic Fever ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi virus dengue (Depkes, 2011). Virus dengue ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang menggigit pada siang hari, vektor utama kebanyakan pada daerah tropis, vector nyamuk aedes aegypti berkembang biak pada penyimpanan air minum atau air hujan yang terkumpul pada berbagai wadah. Virus dengue telah juga ditemukan dari aedes albopictus, dan wabah di daerah pasifik telah di anggap berasal dari beberapa spesies aedes lain. Spesies ini berkembang biak di air yang terperangkap pada vegetasi. Di Asia Tenggara dan Afrika Barat, penularan Dengue Hemorragic Fever mungkin ditularkan dalam siklus yang melibatkan kera hutan pemakan kopi dan spesies Aedes. (Nelson, 2012).  3. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk selanjutnya beredar dalam sirkulasi darah selama periode sampai timbul gejala demam. Periode ini dimana virus beredar didalam sirkulasi darah manusia disebut fase viremia.(Djunaedi, 2006). Hal tersebut menyebabkan pengaktifan komplement sehingga terjadi komplek imun antibodi – virus. Pengaktifan tersebut akan membentuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin, histamin), yang akan merangsang PGE2 di hipotalamus sehingga terjadi termoregulasi instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah menyebabkan kebocoran plasma. Adanya komplek imun antibodi – virus juga menimbulkan agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, koagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi syok dan jika syok tidak teratasi terjadi hipoksia jaringan dan akhirnya terjadi asidosis metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoksia jaringan.(Suriadi, 2010). 

               4. Manifestasi Klinis 
Dengue Hemorragic Fever menurut Depkes (2011) pada umumnya disertai Gejala sebagai berikut:
a.    Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemah/lesu. Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lain
b.    Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam, atau ruam pada kulit muka, dada, lengan, atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang mimisan, berak darah atau muntah darah. Bintik perdarahan mirip dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya kulit diregangkan; bila hilang bukan tanda penyakit demam berdarah dengue.
c.    Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba. Kemungkinan yang selanjutnya:
1) Penderita sembuh, atau
2) Keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan
dan kaki dingin, banyak mengeluarkan keringat.
Bila keadaan berlanjut, terjadi renjatan(lemah lunglai, denyut nadi
lemah atau tak teraba). Kadang-Kadang Kesadarannya menurun

                5. Komplikasi
                   Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit Dengue Hemorragic Fever antara lain :
a.       Perdarahan
Perdarahan mudah terjadi pada tempat fungsi vena, ptekie dan purpura, selain itu juga dapat dijumpai epistaksis dan perdarahan gusi, hematoma dan melena.
b.      Hepatomegali
Bila terjadi peningkatan dari hepatomegaly dan hati teraba kenyal, harus diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita.
c.       Renjatan (syok)
Syok biasanya dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit kembab, dingin pada ujung hidung, ari tangan dan jari kaki serta sianosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis buruk (Smeltzer 2011).

                6. Penularan Dengue Hemorragic Fever
Penyakit Dengue Hemorragic Fever ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini mendapat virus dengue ketika mengigit atau mengisap darah orang yang terkena Dengue Hemorragic Fever atau tidak sakit tetapi didalam darahnya terdapat virus dengue. Seseorang yang  terinfeksi demam berdarah didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan       tubuh   nyamuk  termasuk  didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk/mengigit, sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis) agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain (Siregar, 2006). 

                7. Pencegahan Dengue Hemorragic Fever
Pencegahan dan penanggulangan penyakit Dengue Hemorragic Fever yang dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan Tempat umum menurut (Depkes, 2011) dengan yaitu dengan melakukan Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) yang meliputi:
a.       menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali, atau menutupnya rapat-rapat.
b.   Mengubur barang bekas yang dapat menampung air
c.   Menaburkan racun pembasmi jentik (abatisasi)
d.   Memelihara ikan
e.   Cara-cara lain membasmi jentik.
                8.  Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sudoyo (2007) untuk menegakan diagnose Dengue Hemorragic Fever perlu dilakukan berbagai pemeriksaan labolatorium antara lain sebagai berikut :
a.       Trombosit : umumnya terjadi trombositopenia pada hari 3 – 8 ( normal trombosit 150.000 – 350.000 U/L)
b.      Leukosit : mulai hari ketiga dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit (normal leukosit 4000 – 9000 U/L)
c.       Hematokrit : terjadi peningkatan hematokrit ≥ 20% hematokrit awal. ( normal hematokrit 33 – 45 Gr%)
d.      Hemoglobin meningkat > 20 %. (normal hemoglobin 12 – 16 Gr/dl)
e.       Protein/ albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma, dan biasanya ditemukan adanya hiponatremia, hipokalsimia. (normal albumin 3,5 – 5,0 gram).
f.       SGOT/SGPT : dapat meningkat. (normal SGOT P : <31 37="" :="" l="" o:p="" u="">
g.      Imunoserologi : IgM dan IgG terhadap dengue.
1)      IgM : terdeteksi mulai hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke- 3, dan menghilang setelah 60 – 90 hari.
2)      IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke – 14, pada infeksi sekunder, IgG mulai terdeeksi pada hari ke-2. 

         9.      Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan penderita dengan Dengue Hemorragic Fever menurut (Ngastiyah,2005) adalah :
1)      Tirah baring atau istirahat baring.
2)      Diet makan lunak
3)      Minum banyak ( 2 – 2,5 liter/24 jam ) dapat berupa : susu, the manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit.
4)      Monitor tanda – tanda pendarahan lebih lanjut.
5)      Monitor  tanda – tanda vital setiap 3 jam ( suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6)      Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, Nacl) merupakan cairan yang paling sering digunakan periksa Hb, Ht dan tombosit setiap hari.
7)      Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8)      Pemberian antibiotik bila terdapat tanda – tanda infeksi sekunder.
9)      Monitor tanda – tanda renjatan (syok).
10)  Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam.

INGIN VERSI LENGKAP Doc ? Bisa Rekan - rekan Download Disini 


0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF) TERBARU"

Posting Komentar