REMAJA

REMAJA
REMAJA

A.        PENGERTIAN REMAJA
Dalam banyak sekali buku psikologi terdapat perbedaan pendapat perihal remaja namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 2004 dalam Rice, 2005). DeBrun (dalam Rice, 2007) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak menunjukkan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja yaitu 12 hingga 24 tahun. Sedangkan dari segi jadwal pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan yaitu mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja yaitu 10 hingga 21 tahun.
Yang dimaksud dengan perkembangan yaitu perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abnormal (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam kehidupan insan terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa cukup umur sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi tubuh masih terus bertambah. Sedangkan episode dari masa cukup umur antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan bisa berpikir secara abnormal (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).
Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa belum dewasa dengan dewasa. Pubertas yaitu perubahan menjadi cukup umur yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Perkembangan yang pesat ini berlangsung pada usia 11–16 tahun pada laki-laki dan 10–15 tahun pada perempuan. Anak perempuan lebih cepat cukup umur dibandingkan anak laki-laki.
Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen.
Organ-organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas yaitu mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. Adapun pada laki-laki mulai bisa menghasilkan sperma. Ciri-ciri perubahan tubuh pada masa remaja dapat dibedakan menjadi ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.

B.        FASE USIA REMAJA
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 2007), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja tamat (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan tamat dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja tamat individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

C.        CIRI PERKEMBANGAN USIA REMAJA
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari banyak sekali segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku. Menurut  Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
1. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku  kurang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal atau defresif.
2. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan  kawan dari lawan jenis mulai meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap banyak sekali aliran, misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki daerah yang kuat dalam perioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik…..tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
3. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari cukup umur dalam ruang lingkup penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih mendekati  orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.
Argumen lain perihal ciri-ciri remaja dan banyak sekali sudut pandang dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (2003:49-50). Menurutnya pada masa remaja umumnya telah duduk dalam dingklik sekolah lanjutan. Pada permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud  tanda-tanda  kelamin sekunder ibarat kumis, jenggot, atau bunyi berubah pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga belum dewasa menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak  dalam keadaan seimbang alhasil anak sering mengalami pertentangan batin  dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas.
Akibatnya anak berusaha melepaskan diri darikekangan orang renta untuk mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja tamat umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak mulai berfikir perihal tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada sahabat hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat  juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk dewasa.
Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan sosial diluar lingkungan keluarga, ibarat lingkungan sahabat sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: (Konopka, 1973 dalam Pikunas, 1976; Ingersoll 1989):
a.    Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
b.    Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
c.    Masa remaja tamat (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan tamat untuk memasuki peran-peran orang dewasa.
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam renteang kehidupan insan yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara belum dewasa dan orang cukup umur ada beberapa perbedaan yang selain bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat psikologis. Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja yaitu berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa banyak sekali dampak pada prilaku remaja. Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut. (Lerner & Hultsch, 1983; 318-320).
REMAJA
REMAJA
D.        CIRI MASA REMAJA
1.  Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi gres yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah ibarat anak-anak, mereka harus lebih berdikari dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak terang pada remaja tamat yang duduk di awal-awal masa kuliah.  
2.  Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal ibarat sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal ibarat tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat kuat terhadap konsep diri remaja. 
3.  Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan korelasi dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang gres dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam korelasi dengan orang lain. Remaja tidak lagi bekerjasama hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.  
4.  Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.  
5.  Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

E.        PERKEMBANGAN REMAJA DAN ASPEK-ASPEKNYA
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada masa remaja awal yang akan makin tepat pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan sosialis. Artinya kalau perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika perkembangan fisik terhambat sulit untuk mendapat daerah yang wajar dalam kehidupan masyarakat dewasa.
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebutdi ikuti masa munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
a.   Tanda-tanda seks primer
Yang di maksud dengan tanda-tanda seks primer yaitu orgn seks.pada laki-laki gonad atau testes.organitu terletak di dalam scrotum.pada usia 14 tahunsekitardari 10% dari ukuran matang setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahu.kemudian pertumbuhan menurun.testes berkembang penuh pada usia 20-21 tahun.sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi basah,artinya ia bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual,sehingga mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.namun tingkat kecepatan antaraorgan yang satu dengan yang lain berbeda.berat uterus pada anak usia11-12 tahun kira-kira 5,3 gram,padausia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.
Sebagai tanda kematangan orgen reproduksi pada perempuan yaitu datang haid.ini yaitu permulaan dari serangkaian pengeluaran darah , lendir dari jaringan sel yang hancur dari uterussecara berkala,yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari.hal ini berlansung terus hingga menjelangmasa monopause.monopause bisa terjadi pada usia sekitar limah puluan.
b.  Tanda-tanda sekunder
1)  Pada laki-laki
a)  Rambut
Rambut yang mmencolok tumbuh pada mas remaja yaitu rambut kemaluan.terjadi sekitar 1 tahun setelah testes dan penis mulai membesar.ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh,maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah,seperti halnya kumis dan cambang.
b)  Kulit
Kulit menjadi lebih kasar,tidak jernih,pori-pori membesar.
c)  Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif. Sering kalo menyebabkan abuh karena produksiminyak yang menigkat. Aktifitas kelenjar keringat juga bertambah,terutama episode ketiak.
d)  Otot
Otot-otot pada tubu remaja makinbertambah besar dan kuat. Lebih-lebih bila di lakukan latihan otot,maka akan tampakmemberi bentuk pada lengan,bahu dan tungkai kaki.
e)  Suara
Seirama tumbuhnya rambut pada kemaluan ,maka terjadi perubahan suara. Mula-mula agak serak,kemudian volumenya juga meningkat.
f)   Benjolan di dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu.setelah beberapa ahad besar danjumlahnya menurun.
2)  Pada wanita
a)  Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tubuh ibarat halnya remaja laki-laki.tumbuh rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudarah mulai berkembang.buluh ketiak dan buluh pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnahnya  kemudian menjadi lebih subur ,lebih kasar, labih gelap dan agak keriting.
b)  Pinggul
Pinggul pun menjadi lebih berkembang,memesar dan membulat.hal ini sebagai akhir membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
c)  Payudara
Seiring panggul membesar,maka payudara juga membesar dan putung susu menonjol.hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
d)  Kulit
Kulit halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar,lebih tebal,pori-pori membesar.Akan tetapi berbedadengan laki-laki pada wanita tetap leih lembut.
e)  Kelenjar lemak dengan kelenjar keringat
Kelenjar dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
f)   Otot
Menjelang tamat masa puber,otot semakin membesar dan kuat.akhirnya akan membentuk bahu,lengan dan tungkai kaki.
g)  Suara
Suara berubah semakin merdu.suara serak jarang terjadi pada wanita.
Perbedaan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder anak laki-laki dan perempuan, perhatikan tabel berikut ini:
REMAJA
REMAJA

2. Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget (dalam Elisabet,1999:117) menjelaskan bahwa selama tahap operasi formal yang terjadi sekiyar usia 11-15 tahun. Seorang anak mengalami perkembangan daypikir dan kemampuan berfikir untuk memecahkan problem yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung. Struktur kognitif anak mencapai pematangan pada tahap ini. Potensi kualitas daypikir dan berfikir (reasoning dan thinking) berkembang secara maksimum. Setelah potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi mengalami perbaikan struktural dalam kualitas daypikir pada tahap perkembangan selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan operasi formal secara maksimum mempunyai kelengkapan struktural kognitif sebagai mana halnya orang dewasa. Namun, hal itu tidak berarti bahwa pemikiran (thinking) remaja dengan daypikir formal (formal reasoning) sama baiknya dengan pemikiran konkret orang cukup umur karena hanya secara potensial sudah tercapai.
3. Perkembangan Emosi Remaja
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis insan dalam ranah efektif. Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan insan pada umumnya, dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga insan dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.
Prawitasari (dalam Zailani, 1887:85) membuatkan alat pengungkap emosi dasar insan berupa foto-foto sebagai verbal wajah dari banyak sekali model dasar insan yaitu : senang, sedih, terkejut, jijik, marah, takut dan malu.
Pada masa remaja, verbal emosi yang nampak adakala tidak membuatkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang yang marah  seribu bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif, tergantung pada kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened emotionality atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan keadaan sebelumnya. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak punya gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di samping kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang menonjol pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia. (Zaenuddin, 2004: 111).
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akhir dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi contoh yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004: 212-213).
Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diharapkan suatu proses adaptasi diri dari remaja.
Tidak semua remaja mengalami masa topan dan tekanan. Namum benar benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari perjuangan adaptasi diri pada contoh perilaku gres dan harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009: 1).

F.        PENYEBAB PERUBAHAN PUBERTAS
1.  Peran Kelenjar Pituitary – Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu hormon pertumbuhan yang kuat dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah, dalam keadaan demikian perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi. 
2.  Peran Gonad- Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-ciri seks sekunder, ibarat rambut kemaluan mulai berkembang. 
3.  Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad – Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan, interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati climacteric. (Hurlock, 2004 : 196).
REMAJA
REMAJA
G.        BAHAYA PADA MASA PUBER
1.  Bahaya Fisik 
2.  Bahaya Psikologis 
        Bahaya Fisik
Meskipun sebagian besar anak puber secara fisik tidak merasa normal, namun penyakit yang konkret tidak banyak dialami anak dalam periode ini dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Bahaya fisik utama masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.
        Bahaya Psikologis
Terhadap banyak ancaman psikologis pada masa puber yang akhir panjangnya lebih penting dari pada akhir berlangsungnya.
         Beberapa ancaman psikologis yang yaitu sebagai berikut :
a.  Konsep diri yang kurang baik – Ada banyak hal yang menyebabkan perkembangan konsep diri kurang baik selama masa puber, beberapa diantaranya alasan pribadi dan alasan lingkungan. Anak yang membuatkan konsep diri kurang baik pada masa remaja cenderung menguatkan konsep tersebut dengan perilaku yang tidak sosial, dan bukan memperbaikinya. Akibatnya, dasar-dasar untuk kompleks rendah diri semakin tertanam dan kecuali dilakukan langkah-langkah perbaikan, maka cenderung akan menetap dan mewarnai mutu perilaku individu sepanjang hidupnya. 
b.  Prestasi Rendah – Cepatnya pertumbuhan Fisik maka tenaga menjadi melemah, ini menimbulkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang melibatkan perjuangan individu. 
c.   Kurangnya persiapan untuk menghadapi masa puber – Anak puber tidak diberitahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan perihal perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis. 
d.  Menerima tubuh yang berubah – Diantara peran perkembangan masa puber yang penting yaitu mendapatkan kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit anak puber yang bisa mendapatkan kenyataan ini, sehingga mereka tidak puas dengan penampilannya. 
e.  Menerima peran seks yang diharapkan – Sama halnya mendapatkan tubuh yang berubah, mendapatkan peran seks anak puber yang diharapkan mendekati peran seks orang cukup umur merupakan peran perkembangan utama pada tingkat usia ini. Terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diharapkan untuk pematangan. 
f.    Penyimpangan dalam pematangan sosial – Salah satu ancaman psikologis selama masa puber yang paling serius yaitu penyimpangan dalam usia terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diharapkan untuk pematangan. 

g.  Anak yang matang lebih awal – Anak yang matang terlalu dini dapat menunjukkan kesulitan pribadi. Kesulitan ini timbul karena anak matang lebih awal yang kelihatannya lebih renta dari usianya, biasanya diharapkan bertindak sesuai dengan penampilannya dan bukan dengan usianya.(Hurlock, 2004 : 196-199).

H.        TUGAS PERKEMBANGAN USIA REMAJA
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
1.   memperluas korelasi antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih cukup umur dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2.   memperoleh peranan sosial
3.   menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4.   memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang cukup umur lainnya
5.   mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan bangun sendiri
6.   memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7.   mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8.   membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa peran utama remaja yaitu menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri semoga nantinya remaja dapat menjadi orang cukup umur yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melaksanakan adaptasi mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya.
REMAJA
REMAJA

DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna. Ed. 4. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Kauma, Fuad. 2002. Sensasi Remaja di Masa puber: Dampak Negatif dan Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Miron, Amy G. dan Miron, Charles D. 2006. Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks kepada Remaja: Panduan Guru dan Orang Tua. Jakarta: Esensi.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.



0 Response to "REMAJA"

Posting Komentar